"MAN JADDA WA JADDA" SETIAP USAHA YANG SUNGGUH-SUNGGUH PASTI AKAN BERHASIL NOTHING IMPOSSIBLE: Populasi dan Sampel

Jumat, 24 Mei 2013

Populasi dan Sampel




Sutrisno hadi (statistik jilid 2) menjelaskan Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki, Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat atau karakteristik yang sama. Istilah penduduk tidak saja menunjuk pada sejumlah individu yang berwujud manusia akan tetapi juga sejumlah binatang barang dagangan, batu dsb. Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka  sekolah X ini mempunyai populasi yang bias berupa jumlah subyek atau orang dan karakteristik obyek atau oran. Pengertian pertama memberi makna bahwa populasi merupakan sekumpulan orang atau subyek dan obyek yang diamati. Pengertian kedua memberi petunjuk bahwa orang-orang disekolah X mempunyai karakteristiknya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, dan lain-lain ( Sugiyono; staatistika untuk penelitian)
Menurut M.Nazir ( metode penelitian,2005) ada dua cara mengumpulkan populasi, yaitu:
a.    Sensus ( complete enumeration) digunakan jika semua anggota populasi digunakan menjadi responden atau narasumber dengan kata lain anggota populasi diselidiki satu persatu.
b.    Mengambil beberapa anggota populasi yang dijadikan sampel (sample survey atau sample enumeration)
Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi,sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama baik sifat kodrat maupun pengkhususan (sutrisno hadi, statistik jilid 2). Menurut J.Supranto (pengantar statistik pendidikan, 2008) ada dua cara pengambilan sampel, yaitu
a.       Probability sample (acak atau random) yaitu suatu sampel yang di tarik sedemikian rupa, dimana suatu elemen (unsur) individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan pribadi tetapi tergantung pada aplikasi kemungkinan (probabilitas) atau dengan kata lain semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama menjadi sampel. Cara nya dengan menggunakan lotere, undian, dan tabel angka acak.
b.      Nonprobability sample (nonrandom) adalah semua anggota tidak mempunyai kesempatan yang sama menjadi sampel atau dalam pemilihan sampel sifatnya subyektif tergantung peneliti.
Istilah sampling tidak disaturagakan dengan istilah sampel. Sampling adalah cara atau  teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Sebutan dari suatu sampel biasanya mengikuti teknik daripada sampling yang digunakan. (Sutrisno hadi, statistik jilid 2)
Menurut Sutrisno Hadi (statistik jilid 2), Ada beberapa Macam teknik pengambilan sampel (Sampling).
1.      Random sampling, teknik mengambil individu untuk sampel dari populasi dengan cara random. Disebut random jika kita tidak memilih individu2 yang ditugaskan untuk mengisi sampel. Suatu sampel adalah sampel random jika tiap2 individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjdai anggota sampel. Cara untu merandomisasi : cara undian, cara ordinal, randomisasi dari tabel bilangan random.
2.      Nonrandom sampling, Tidak semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampling. Nonrandom sampling dibagi menjadi.
a.       Stratified sampling. Digunakan jika populasi terdiri dari golongan2 yang mempunyai susunan bertingkat. Jika menghadapi populasi yang tidak homogen melainkan strata/bertingkat yang menunjukan adanmnya lapisan bertingkat. Misal di sekolah jika tingkatan dalam populasi diperhatikan maka mula2 yang harus dipastikan adalah berapa banyak strata yang ada di dalam populasi itu, selanjutnya tiap2 strata harus diwakuli dalam sampel penyelidikan dan subjek yang ditugaskan dalam tiap sampel dari tiap stratum dapat diambil secara random.
b.      Purposive sampling. Pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan pada ciri aytau sifat yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri2 atau sifat2 populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik ini digaunakan untuk mencapai tujuan2 tertentu sebagai contoh misalnya penyelidikan yang dilakukan dalam lapangan ekonomi dalam  mna hanya diambil 2/3 daerah kunci untuk menentukan keadaan ekonomi pada suatu waktu atau penyeleidikan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan interview terhadap hanya satu atau dua lapisan masy mengenai kesukaan mereka meminum salah satu merk kopi dari perusahaan.
c.       Kuota sampling. Jumlah subjek yang akan diselidiki ditetapkan terlebih dahulu selanjutnya penyelidikan segera dilaksnakan jika kuotum telah dipastikan. Siapa2 yang akan diinterview atau diberi angket sama sekali diserahkan kepada tim yang ditugaskan untuk itu..
d.      Insidental sampling. Dalam teknik sampling ini yang  dijadikan anggota sampel adalah apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai ditempat2 tertentu. Anggota populasi yang kebetulan tidak dijumpai sama sekali tidak diperhatikan dan tidak perhitungkan dalam penugasan subjek dalam sampel.
e.       Proportional sampling.bilamana dalam sampling proporsi atau perimbanagn unsur2 atau kategori2 dalam populasi diperhatikan dan diwakili dalam sampel. Untuk dapat memenuhi prinsip proportional harus diketahui lebih dahulu macamnya unsur atau kategori dalam populasi. Pengambilan golongan/kategori harus ada pengaruhnya terhadap gejala yang diselidiki,jika tidak berarti mubazir.
f.       Area sampling. Dalam area sampling suatu daerah besar dibagi2 ke dalam daerah2 kecil dan daerah2 kecil ini pada gilirannya dibagi2 lagi menjadi daerah2 yang lebih kecil lagi.misalnya suatu kecmatan dijadikan populasi penyelidikan dengan area sampling dipilih beberapa das yang mewakili seluruh kecamatan,jika diperlukan dari beberapa dersa yang dipilih diadakan lagi pemilihan terhadap beberapa dukuh yang mewakili beberapa desa.
g.      Cluster sampling. Jika populasi terdiri dari cluster2/rumpun2 misalnya populasi SMA terdiri dari SMA Negeri Swasta dan bersubsidi, pemilihan sampel penyelidikan didasarkan atas cluster2 itu. Cluster sampling tidak memilih individu2 melainkan cluster2 jadi kasimpulan dari penyelidikan cluster sampling tidak berlaku bagi individu melainkan untuk cluster 2.
h.      Double sampling/sampling kembar sangat baik untuk penelitian pendidikan yang menggunakan angket yang dikirim menggunakan pos sebagai usaha penampungan bagi mereka yg tdk mengembalikan daftar abgket. Mereka yg mengembalikan dimasukan kedalam samper pertama, yang tidak mengembalikan dimasukan ke dalam sampel kedua. Informasi yang diperluakan dalam sampel kedua karena  tidak dapat diperoleh dg angket kemudian dapat dicapai dengan jalan interview. Kedudukan dari sampel kedua dari sampel kedua dengan dem,ikian adalah sebagai pelengkap sumber informasi.
i.        Combinate sampling. Beberapa dari sampling2 diatas dapat dikombinasikan sehingga dapat  disebut sampling kombinasi.jika stratified sampling memperhartikan proporsi dri tiap stratum samplingnya mejadi proporsional stratified sampling
Sedangkan menurut sugiyono dalam statistika untuk penelitian, membagi tekhnik sampling menjadi.
1.    Probability sampling
tekhnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk di pilih menjadi anggota sampel. Probability sampling dibagi menjadi.
a.       Simple random sampling
Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan jika anggota populasi dianggap homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar acak,dsb.
b.      Proportionate stratified random sampling.
Tekhnik ini diambil jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Contohnya pegawai dalam suatu instansi yang mempunyai tingkat pendidikan sebagai berikut. S1=45, S2=30, STM=800,ST=900,SMEA=400,SD=300 jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata tersebut harus seimbang.
c.       Disproportionate stratified random sampling.
Tekhnik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit tertentu mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka bagi otiga orang lulusan S3 dan 4 orang S2 diambil semuanya sebagai sampel, karena dua kelompok ini  terlalu kecil jika dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d.      Cluster sampling (Area sampling)
Tekhnik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data maka pengambikan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas ( Negara) sampai ke wilayah yang terkecil (kabupaten) setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru dipilih sampel secara acak. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
2.    Non Probability sampling
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi :
a.       Sampling sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomer urut. Misalnya anggota poopulasi yang terdiri dari seratus orang dari ssemua anggota itu diberi nomer urut yaitu 1-100 pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomer ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu.
b.      Sampling kuota
Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang memiliki populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh dalam penelitian tentang pendapat masyarakat  terhadap pelayanan IMB,  jumlah sampel ditentukan 500 orang, jika pengumpulan belum memenuhi kuota 500 orang maka penelitian dianggap belum selesai.
c.       Sampling incidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebutuhan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagi sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.
d.      Sampling purposive
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampling ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e.       Sampling jenuh
Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil kurang dari 30 orang atau penelituan yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.
f.       Snowball Sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudiam membesar dalam penentuan sampel, dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini berum merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebihtahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya begitu seterusnya sehingga jumlah sampell lebih banyak.












DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno. 2000. STATISTIKA JILID 2. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Nazir, M. 2005. Metode penelitian, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2012.  STATISTIKA UNTUK PENELITIAN. Bandung: Alfabetha
Supranto, J. 2008. STATISTIK teori dan aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kalau suka sama blog ini di mohon komentar nya ya,,,,