Sutrisno hadi (statistik
jilid 2) menjelaskan Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk
diselidiki, Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit mempunyai satu sifat atau karakteristik yang sama. Istilah
penduduk tidak saja menunjuk pada sejumlah individu yang berwujud manusia akan
tetapi juga sejumlah binatang barang dagangan, batu dsb. Misalnya akan melakukan
penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini mempunyai populasi yang bias berupa
jumlah subyek atau orang dan karakteristik obyek atau oran. Pengertian pertama
memberi makna bahwa populasi merupakan sekumpulan orang atau subyek dan obyek
yang diamati. Pengertian kedua memberi petunjuk bahwa orang-orang disekolah X
mempunyai karakteristiknya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya,
kepemimpinannya, dan lain-lain ( Sugiyono; staatistika untuk penelitian)
Menurut
M.Nazir ( metode penelitian,2005) ada dua cara mengumpulkan populasi, yaitu:
a.
Sensus ( complete enumeration) digunakan jika semua anggota populasi
digunakan menjadi responden atau narasumber dengan kata lain anggota populasi
diselidiki satu persatu.
b.
Mengambil beberapa anggota populasi yang dijadikan sampel (sample survey
atau sample enumeration)
Sampel adalah
sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi,sampel harus
mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama baik sifat kodrat maupun
pengkhususan (sutrisno hadi, statistik jilid 2). Menurut J.Supranto (pengantar statistik
pendidikan, 2008)
ada dua cara pengambilan sampel, yaitu
a. Probability sample (acak
atau random) yaitu suatu sampel yang di
tarik sedemikian rupa, dimana suatu elemen (unsur) individu dari populasi tidak
didasarkan pada pertimbangan pribadi tetapi tergantung pada aplikasi
kemungkinan (probabilitas) atau dengan kata lain semua anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama menjadi sampel.
Cara nya dengan menggunakan lotere, undian, dan tabel angka acak.
b.
Nonprobability sample (nonrandom) adalah semua anggota tidak mempunyai kesempatan yang sama
menjadi sampel atau dalam pemilihan sampel sifatnya subyektif tergantung
peneliti.
Istilah
sampling tidak disaturagakan dengan istilah sampel. Sampling adalah cara
atau teknik yang digunakan untuk
mengambil sampel. Sebutan dari suatu sampel biasanya mengikuti teknik daripada
sampling yang digunakan. (Sutrisno hadi, statistik jilid 2)
Menurut
Sutrisno Hadi (statistik
jilid 2), Ada beberapa Macam
teknik pengambilan sampel (Sampling).
1.
Random
sampling, teknik mengambil individu untuk sampel dari populasi dengan cara
random. Disebut random jika kita tidak memilih individu2 yang ditugaskan untuk
mengisi sampel. Suatu sampel adalah sampel random jika tiap2 individu dalam
populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjdai anggota sampel.
Cara untu merandomisasi : cara undian, cara ordinal, randomisasi dari tabel
bilangan random.
2. Nonrandom sampling, Tidak semua individu
dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota
sampling. Nonrandom sampling dibagi
menjadi.
a. Stratified sampling. Digunakan jika
populasi terdiri dari golongan2 yang mempunyai susunan bertingkat. Jika
menghadapi populasi yang tidak homogen melainkan strata/bertingkat yang
menunjukan adanmnya lapisan bertingkat. Misal di sekolah jika tingkatan dalam
populasi diperhatikan maka mula2 yang harus dipastikan adalah berapa banyak
strata yang ada di dalam populasi itu, selanjutnya tiap2 strata harus diwakuli
dalam sampel penyelidikan dan subjek yang ditugaskan dalam tiap sampel dari
tiap stratum dapat diambil secara random.
b. Purposive sampling. Pemilihan sekelompok
subjek yang didasarkan pada ciri aytau sifat yang dipandang mempunyai sangkut
paut yang erat dengan ciri2 atau sifat2 populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Teknik ini digaunakan untuk mencapai tujuan2 tertentu sebagai
contoh misalnya penyelidikan yang dilakukan dalam lapangan ekonomi dalam mna hanya diambil 2/3 daerah kunci untuk
menentukan keadaan ekonomi pada suatu waktu atau penyeleidikan yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dengan interview terhadap hanya satu atau dua lapisan
masy mengenai kesukaan mereka meminum salah satu merk kopi dari perusahaan.
c. Kuota sampling. Jumlah subjek yang akan
diselidiki ditetapkan terlebih dahulu selanjutnya penyelidikan segera
dilaksnakan jika kuotum telah dipastikan. Siapa2 yang akan diinterview atau
diberi angket sama sekali diserahkan kepada tim yang ditugaskan untuk itu..
d. Insidental sampling. Dalam teknik
sampling ini yang dijadikan anggota
sampel adalah apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai ditempat2 tertentu.
Anggota populasi yang kebetulan tidak dijumpai sama sekali tidak diperhatikan
dan tidak perhitungkan dalam penugasan subjek dalam sampel.
e. Proportional sampling.bilamana dalam
sampling proporsi atau perimbanagn unsur2 atau kategori2 dalam populasi
diperhatikan dan diwakili dalam sampel. Untuk dapat memenuhi prinsip
proportional harus diketahui lebih dahulu macamnya unsur atau kategori dalam
populasi. Pengambilan golongan/kategori harus ada pengaruhnya terhadap gejala
yang diselidiki,jika tidak berarti mubazir.
f. Area sampling. Dalam area sampling suatu
daerah besar dibagi2 ke dalam daerah2 kecil dan daerah2 kecil ini pada
gilirannya dibagi2 lagi menjadi daerah2 yang lebih kecil lagi.misalnya suatu
kecmatan dijadikan populasi penyelidikan dengan area sampling dipilih beberapa
das yang mewakili seluruh kecamatan,jika diperlukan dari beberapa dersa yang
dipilih diadakan lagi pemilihan terhadap beberapa dukuh yang mewakili beberapa
desa.
g. Cluster sampling. Jika populasi terdiri
dari cluster2/rumpun2 misalnya populasi SMA terdiri dari SMA Negeri Swasta dan
bersubsidi, pemilihan sampel penyelidikan didasarkan atas cluster2 itu. Cluster
sampling tidak memilih individu2 melainkan cluster2 jadi kasimpulan dari
penyelidikan cluster sampling tidak berlaku bagi individu melainkan untuk
cluster 2.
h. Double
sampling/sampling kembar sangat baik untuk penelitian pendidikan yang
menggunakan angket yang dikirim menggunakan pos sebagai usaha penampungan bagi
mereka yg tdk mengembalikan daftar abgket. Mereka yg mengembalikan dimasukan
kedalam samper pertama, yang tidak mengembalikan dimasukan ke dalam sampel
kedua. Informasi yang diperluakan dalam sampel kedua karena tidak dapat diperoleh dg angket kemudian
dapat dicapai dengan jalan interview. Kedudukan dari sampel kedua dari sampel kedua
dengan dem,ikian adalah sebagai pelengkap sumber informasi.
i.
Combinate
sampling. Beberapa dari sampling2 diatas dapat dikombinasikan sehingga
dapat disebut sampling kombinasi.jika
stratified sampling memperhartikan proporsi dri tiap stratum samplingnya mejadi
proporsional stratified sampling
Sedangkan menurut sugiyono dalam statistika untuk
penelitian, membagi tekhnik sampling menjadi.
1. Probability sampling
tekhnik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk di pilih menjadi anggota sampel. Probability sampling
dibagi menjadi.
a.
Simple random sampling
Pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan jika anggota populasi
dianggap homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara
undian, memilih bilangan dari daftar acak,dsb.
b.
Proportionate stratified random sampling.
Tekhnik
ini diambil jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Contohnya pegawai dalam suatu instansi yang
mempunyai tingkat pendidikan sebagai berikut. S1=45, S2=30,
STM=800,ST=900,SMEA=400,SD=300 jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
tersebut harus seimbang.
c.
Disproportionate stratified random sampling.
Tekhnik
ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit tertentu mempunyai 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka
bagi otiga orang lulusan S3 dan 4 orang S2 diambil semuanya sebagai sampel,
karena dua kelompok ini terlalu kecil
jika dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d.
Cluster sampling (Area sampling)
Tekhnik
ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten.
Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data maka pengambikan
sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas ( Negara) sampai ke wilayah
yang terkecil (kabupaten) setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru
dipilih sampel secara acak. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui
dua tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
2.
Non Probability sampling
Teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini
meliputi :
a.
Sampling sistematis
Teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomer urut. Misalnya anggota poopulasi yang terdiri dari seratus orang dari
ssemua anggota itu diberi nomer urut yaitu 1-100 pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan mengambil nomer ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan
tertentu.
b.
Sampling kuota
Teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang memiliki populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh dalam
penelitian tentang pendapat masyarakat
terhadap pelayanan IMB, jumlah
sampel ditentukan 500 orang, jika pengumpulan belum memenuhi kuota 500 orang
maka penelitian dianggap belum selesai.
c.
Sampling incidental
Teknik
penentuan sampel berdasarkan kebutuhan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
atau incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagi sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.
d.
Sampling purposive
Teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan
penelitian tentang kualitas makanan maka sampel sumber datanya adalah orang
yang ahli makanan. Sampling ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e.
Sampling jenuh
Teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil kurang dari 30 orang atau
penelituan yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.
f.
Snowball Sampling
Teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudiam membesar dalam
penentuan sampel, dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang
ini berum merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari
orang lain yang dipandang lebihtahu dan dapat melengkapi data yang diberikan
oleh dua orang sebelumnya begitu seterusnya sehingga jumlah sampell lebih
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno. 2000. STATISTIKA JILID 2.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Nazir, M. 2005. Metode penelitian, Bogor
Selatan: Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2012.
STATISTIKA UNTUK PENELITIAN. Bandung: Alfabetha
Supranto, J. 2008. STATISTIK teori dan aplikasi.
Jakarta: Raja Grafindo persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kalau suka sama blog ini di mohon komentar nya ya,,,,