ok langsung cheki dot aja...
Rabu, 29 Mei 2013
~~CHO KYUHYUN [all about my love]
ok langsung cheki dot aja...
Selasa, 28 Mei 2013
SUPER SHOW 5
kabar gembira bagi ELF INA.....
ya uri oppa bakalan konser di Jakarta....
gak sabar menanti kan hari itu walaupun aku tak bisa nonton tapi aku akan bahagia untuk elf lain yang bisa merasakan kegembiraan ngliat muka uri oppa langsung dan salam buat my Lovely Cho Kyuhyunn....
cium dari jauh untuk uri oppa tercinta gameKyu....
ya uri oppa bakalan konser di Jakarta....
gak sabar menanti kan hari itu walaupun aku tak bisa nonton tapi aku akan bahagia untuk elf lain yang bisa merasakan kegembiraan ngliat muka uri oppa langsung dan salam buat my Lovely Cho Kyuhyunn....
cium dari jauh untuk uri oppa tercinta gameKyu....
Senin, 27 Mei 2013
Cara Mudah Dapat Uang Lewat Internet
ayo bagi kalian yang lagi pusing nyari uang khususnya bagi pelajar seperti ane... ada cara mudah lho dapat uang dari internet syaratnya cuma dapat koneksi ke internet selebihnya enak dapat di tinggal aktifitas lainny... facebook an, jalan-jalan atau aktifitas mengasyikkan lainnya... ayo segera daftar kan di diri anda ke link di bawah.. di pastikan tanpa penipuan dan tanpa modal sedikitpun tetapi uang akan mengalir ke kantong anda...
Jumat, 24 Mei 2013
1. Provinsi DI Aceh
Rumah Adat : Rumah Krong Bade
Jika
di Bali hampir semua rumah mempunyai ornamen ukiran yang terdapat dalam rumah
adat tersebut, tidak semua rumah adat Aceh memiliki ukiran, dan kalaupun
rumah-rumah tersebut memiliki ukiran bentuknya tidak sama. Hal ini bergantung
pada kemampuan ekonomi si empunya rumah. Jika pemilik rumah mempunyai kemampuan
ekonomi yang di atas rata-rata, biasanya mereka akan memiliki rumah dengan
ukir-ukiran yang bagus dan mewah. Begitu juga sebaliknya, bagi orang yang
mempunyai kemampuan ekonomi pas-pas an atau rata-rata, maka tidak terdapat
begitu banyak ukir-ukiran di rumahnya.
Menurut
keterangan banyak warga Aceh, jumlah rumah adat Aceh yang ada di Aceh saat ini
menurun drastis. Kebanyakan warga Aceh lebih memilih untuk tinggal di rumah
modern. Hal tersebut dikarenakan banyak warga merasa rumah Krong Bade
membutuhkan dana yang tidak sedikit dalam pembangunannya, juga butuh banyak
tenaga untuk proses perawatannya. Fenomena ini sudah berlangsung sejak 30 tahun
hingga sekarang. Hungga tahun 1980, orang-orang Aceh masih bisa mendapatkan
kayu sebaga material utama dalam membangun Krong Bade. Sekarang, orang-orang
lebih memilih membangun rumah modern karena jumlah biaya yang digunakan separuh
dari uang yang dikeluarkan untuk Krong Bade.
2.
Provinsi Sumatera Utara / Sumut
Rumah Adat Tradisional : Rumah balai batak toba
Rumah Adat Tradisional : Rumah balai batak toba
Dalam
bidang seni rupa yang menonjol adalah
arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan
dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur
rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan
rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri
tegak". Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau. Rumah adat suku
bangsa Batak bernama Ruma Batak.
Berdiri kokoh dan megah dan masih banyak ditemui di Samosir.
3.
Provinsi Sumatera Barat.
Rumah Adat: Rumah gadang
Rumah adat
Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun diatas sebidang
tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. Tidak
jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan
tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
4.Provinsi Riau dan provinsi kepulauan Riau
Rumah
Adat : Rumah melayu selaso jatuh kembar
Balai
salaso jatuh adalah bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya bukan untuk
tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara adat. Sesuai dengan
fungsinya bangunan ini mempunyai macam-macam nama antara lain : Balairung Sari,
Balai Penobatan, Balai Kerapatan dan lain-lain. Bangunan tersebut kini tidak
ada lagi, didesa-desa tempat musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan
yang menyangklut keagamaan dilakukan di masjid. Ciri - ciri Balai Salaso Jatuh
mempunyai selasar keliling yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah,
karena itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunan baik rumah adat maupun balai
adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.
5. Provinsi Jambi
Rumah Adat :
Rumah panggung
Rumah
tinggal orang Batin disebut Kajang Lako atau Rumah Lamo. Bentuk bubungan Rumah
Lamo seperti perahu dengan ujung bubungan bagian atas melengkung ke atas.
Tipologi rumah lamo berbentuk bangsal, empat persegi panjang dengan ukuran
panjang 12 m dan lebar 9 m. Bentuk empat persegi panjang tersebut dimaksudkan
untuk mempermudah penyusunan ruangan yang disesuaikan dengan fungsinya, dan
dipengaruhi pula oleh hukum Islam.
6. Sumatra
selatan
Rumah Adat : Rumah
limas
Merupakan rumah panggung kayu. Dalam bahasa Palembang
berarti lama atau kuno, dari segi arstitektur disebut rumah limas karena bentuk
atapnya yang berupa limasan. Ada dua jenis rumah limas di Sumatra selatan,
yaitu rumah limas yang dibangun dengan ketinggian berbeda dan sejajat, rumah
limas yang ketinggian sejajar sering disebut rumah ulu. Bangunan rumah limas
memakai bahan kayu unglen atau merbau yang tahan air.
8. Bengkulu
Rumah
adat : Rumah bubungan lima
Dalam
bahasa melayu Bengkulu, rumah tempat tinggal dinamakan juga “Rumah”. Rumah
tradisional Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah panggung ini dirancang
untuk melindungi penghuninya dari banjir. Disamping itu kolong rumah panggung
juga dapat dipergunakan untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat
pertanian, kayu api, dan juga berfungsi sebagai kandang hewan ternak.
9. Lampung
Rumah
adat : Nuwo sesat
Rumah adat
pribumi Lampung bernama Sessat. Bentuk bangunan dimaksud berdasarkan
keasliannya mempunyai ciri-ciri fisik berbentuk panggung bertiang yang bahan
bangunannya sebagian besar terbuat dari kayu. Pada sisi bangunan tertentu ada
yang memiliki ornamen yang khas. Umumnya sessat ini berupa rumah besar. Namun
dewasa ini, rumah-rumah adat (sessat) di kampung-kampung penduduk asli Lampung
sebagian besar dibangun tidak bertiang/depok (berlantai di tanah). Sedangkan
fungsinya tetap sama.Secara umum bentuk bangunan tempat tinggal di lingkungan
masyarakat pribumi Kabupaten Lampung boleh di bilang cukup beraneka ragam.
Keanekaragaman ini sesuai dengan pola serta seni pertukangan yang ada.
Kanyataan itu dapat di lihat dari keragaman bentuk rumah (bahasa daerah: rumah=
nuwo) yang didirikan oleh warga setempat sebagai tempat tinggal/berdiam,
mengembangkan keturunan/berkeluarga dan sebagainya. Bervariasinya bentuk serta
ukuran rumah merupakan keanekaragaman bangunan yang dimiliki oleh penduduk
setempat. Rumah pulalah banyak hal dapat dilakukan. Dari bentuk serta ukuran
rumah juga taraf hidup bisa di lihat. Sedangkan ukurannya tidak tentu. Bisa
saja tergantung dari luas tanah, kemampuan, kebutuhan dan lain-lain.
Sebagai tempat menetap, rumah sangat
penting artinya. Namun nampaknya walaupun demikian, bentuk-bentuknya juga dari
waktu ke waktu turut mengikuti perkembangan. Beberapa model bangunan rumah
tempo dulu mempunyai karekteristik, yaitu berbentuk panggung bertiang. Sebagai
tempat tinggal, bentuk bangunan rumah masyarakat pribumi Lampung nampaknya
memiliki persamaan dengan rumah-rumah di lingkungan penduduk asli lainnya di
Provinsi Lampung. Tapi kini, nuwo-nuwo itu banyak sekali mengalami perubahan,
mulai dari bentuk bangunan yang banyak berlantai tanah/depok (tak bertiang)
hingga ornamen lainnya yang tak lagi bercirikan kultur Lampung. Peradaban telah
pula membawa perubahan terhadap seni bangunan rumah dilingkungan pribumi
masyarakat Lampung yang semakin majemuk.
10.
DKI Jakarta
Rumah adat : Rumah
Kebaya
Rumah Kebaya
merupakan rumah adat betawi dengan bentuk atap perisai landai yang diteruskan
dengan atap pelana yang lebih landai, terutama pada bagian teras. Bangunannya
ada yang berbentuk rumah panggung dan ada pula yang menapak di atas tanah
dengan lantai yang ditinggikan. Masyarakat betawi lama memiliki adat untuk
membuat sumur di halaman depan rumah dan mengebumikan keluarga yang meninggal
di halaman samping kanan rumah.
Lisplank rumah kebaya berupa papan yang diukir dengan ornamen segitiga berjajar yang diberi nama ’gigi balang’. Di bagian tengah sebagai ruang tinggal dibatasi dinding tertutup, di luarnya merupakan terasi-teras terbuka yang dikelilingi pagar karawang rendah. Dinding bagian depan biasanya dibuat dari panil-panil yang dapat dilepas saat pemilik rumah menyelenggarakan acara yang membutuhkan ruang lebih luas. Tiang-tiang rumah lebih tampak jelas di bagian teras, berdiri di atas lantai yang agak naik dari ketinggian tanah di halaman. Terdapat tangga pendek dari batu-bata atau kayu untuk mencapai teras rumah.
Lisplank rumah kebaya berupa papan yang diukir dengan ornamen segitiga berjajar yang diberi nama ’gigi balang’. Di bagian tengah sebagai ruang tinggal dibatasi dinding tertutup, di luarnya merupakan terasi-teras terbuka yang dikelilingi pagar karawang rendah. Dinding bagian depan biasanya dibuat dari panil-panil yang dapat dilepas saat pemilik rumah menyelenggarakan acara yang membutuhkan ruang lebih luas. Tiang-tiang rumah lebih tampak jelas di bagian teras, berdiri di atas lantai yang agak naik dari ketinggian tanah di halaman. Terdapat tangga pendek dari batu-bata atau kayu untuk mencapai teras rumah.
Ruang-ruang
terbagi dengan hirarki dari sifat publik di bagian depan menuju sifat privat
dan service di bagian belakang. Beranda depan adalah tempat untuk menerima tamu
dan bersantai bagi keluarga yang diberi nama ‘amben’. Lantai teras depan yang
bernama ‘gejogan’ selalu dibersihkan dan siap digunakan untuk menerima dan
menghormati tamu. Gejogan dihubungkan tangga yang disakralkan oleh masyarakat
betawi dengan nama ’balaksuji’, sebagai satu-satunya lokasi penting untuk mencapai
rumah. Ruang berikutnya adalah kamar tamu yang dinamakan ‘paseban’. Setelah
ruang tamu terdapat ruang keluarga yang berhubungan dengan dinding-dinding
kamar, ruang ini dinamakan ‘pangkeng’. Selanjutnya ruang-ruang berfungsi
sebagai kamar-kamar tidur dan terakhir adalah dapur yang diberi nama
‘srondoyan’
11.
Provinsi Jawa Barat
Rumah
adat: Rumah Kasepuhan Cirebon
Keraton
Kasepuhan Cirebon merupakan tapak sejarah penting. Ia merupakan pusat
pemerintahan sekaligus pusat penyebaran Islam di Jawa Barat. Mula didirikan
oleh Pangeran Cakrabuwana dengan nama Keraton Pakungwati, kemudian diperluas
dan diperbaharui oleh Sunan Gunung Jati pada 1483 M. Kini, keraton masih
lestari dengan segenap peninggalannya dan arsitektur yang bernilai tinggi.
Seperti daerah
pesisir umumnya, Pelabuhan Cirebon pada masa lalu dikenal sebagai pusat
perdagangan internasional. Kota Cirebon pun banyak disinggahi para pedagang dan
saudagar. Menurut catatan, sebutan Cirebon berasal dari kata
"caruban" yang artinya campuran. Sebab kala itu, banyak pedagang dan
saudagar dari berbagai bangsa yang berbaur dan menetap di kota itu. Kemudian
terciptalah akulturasi budaya.
12.
Provinsi
Banten.
Rumah
Adat : Rumah Badui
Rumah
adat Banten adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya
dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya
terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang
sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil
seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih
banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga
orang Baduy.
13.
Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI
Yogyakarta
Rumah
Adat : Rumah Joglo.
Secara
sosial, dulunya tidak banyak yang mempunyai rumah adat dikarenakan rumah
ini merupakan lambang status sosial bagi orang-orang Jawa yang mempunya
kemampuan ekonomi yang berlebih. Rumah Joglo adalah jenis rumah yang
membutuhkan banyak bahan materi rumah yang mahal, terutama dari kayu. Umumnya
pemilik rumah Joglo dulunya berasal dari kalangan ningrat atau bangsawan. Rumah
jenis ini biasanya juga membutuhkan lahan yang luas dikarenakan beberapa bagian
rumahnya digunakan untuk menerima tamu atau memuat banyak orang.
Bagian-bagian dalam
Rumah Adat Jawa Tengah
Umumnya
bagian rumah adat Jawa Tengah terdiri dari tiga bagian utama: pendhopo,
pringgitan, dan omah ndalem atau omah njero. Pendhopo adalah bagian rumah yang
biasanya digunakan untuk menerima tamu. Pringgitan adalah bagian ruang tengah
yang digunakan untuk pertunjukan wayang kulit; berasal dari akar kata “ringgit”
yang artinya wayang kulit. Bagian ketiga adalah omah ndalem atau omah njero,
yang merupakan ruang keluarga. Dalam omah njero terdapat tiga buah kamar
(senthong), yaitu senthong kanan, tengah, dan kiri.
joglo
adalah jenis rumah adat suku Jawa yang terlihat sederhana dan digunakan sebagai
lambang atau penanda status sosial seorang priyayi atau bangsawan Jawa. Rumah
ini mempunyai keunikan atau kekhasan tersendiri dengan adanya tiang-tiang
penyangga atau soko guru, beserta tumpang sari nya. Setiap bagian rumah
merepresentasikan fungsi yang berbeda, yang dibangun di atas lahan yang luas
juga; oleh karena itu, rumah ini hanyalah dipunyai orang dari kalangan berpunya
saja. Beberapa hal penting lain tentang rumah adat Jawa Tengah dapat
anda cari dari sumber lain, dari wikipedia.
Jenis joglo:
a.
Joglo limasan kawakan
b.
Joglo sinom
c.
Joglo jompongan
d.
Joglo pangrawit
e.
Joglo mangkurat
f.
Joglo hageng
g.
Joglo semar tinandhu
14.
Provinsi Bali
Rumah Adat :
Rumah Gapura Candi Bentar
Ada
filosofi yang terkandung di balik pembangunan rumah adat Bali. Rumah
adat yang ada di Bali merupakan cerminan akan kondisi masyarakat yang ada. Ada
3 aspek atau nilai yang harus dikandung dalam rumah adat di Bali. Menurut
masyarakat Bali, keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat akan terwujud jila
seseorang mampu mewujudkan hubungan yang sinergis antara pawongan (penghuni
rumah), palemahan (lingkungan dari tempat rumah itu berada), dan parahyangan.
Pembangunan rumah di Bali harus memenuhi ketiga aspek tersebut, yang biasa
disebut sebagai Tri Hita Karana.
Kebanyakan
rumah adat Bali selain dibangun atas dasar ketiga aspek tadi, juga dibangun dan
dihias dengan pernak pernik seperti ukir-ukiran kayu berwarna kontras namun
terkesan alami. Dalam setiap hiasan atau pernak-pernik yang ada di sebuah rumah
adat di Bali, ada filosofi atau makna yang dianut: misalnya adanya patung-patung
yang merupakan simbol pemujaan mereka terhadap sang pencipta, atau ucapan
terima kasih terhadap dewa-dewi.
15.
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Rumah Adat : Dalam
loka samawa
Rumah
kuno tersebut terbuat dari kayu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad Jalaluddin Syah III (sekitar tahun 1885 M). Saat ini
digunakan/dimanfaatkan sebagai "Museum Daerah Sumbawa" tempat
penyimpanan benda-benda sejarah Kabupaten Sumbawa. Istana ini merupakan dua
bangunan kembar ditopang atas tiang kayu besar sebanyak 99 buah, sesuai dengan
sifat Allah dalam Al - Qur'an (Asma'ul Husna). Di Dalam Loka ini kita dapat
melihat ukiran motif khas daerah Samawa, sebagai ornamen pada kayu bangunannya.
Miniatur Dalam Loka ini dapat dilihat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Jakarta.
Sebelum
Dalam Loka dibangun di atas lokasi yang sama pernah dibangun pula beberapa
istana kerajaan pendahulu. Diantaranya Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo dan
Istana Gunung Setia. Istana-istana ini telah lapuk dimakan usia bahkan
diantaranya ada yang terbakar habis di makan api. Sebagai gantinya,
dibangunlahsebuah istana kerajaan yang cukup besar ukurannya beratap kembar
serta dilengkapi dengan berbagai atribut. Istana yang dibangun terakhir ini
bernama Dalam Loka.
Tidak jauh dari Istana Tua, sekitar 500 meter
kearah utara pada tahun 1934 dibangun sebuah istana modern oleh Belanda.Hingga
kini istana yang lebih populer disebut Wisma Praja atau Pendopo Kabupaten itu
masih berdiri kokoh. Wisma Praja ini sempat menjadi kantor terakhir Sultan
Sumbawa, dibagian depannya ada sebuah bangunan bertingkat tiga yang juga sangat
unik.
Bangunan
ini dikenal dengan " Bale Jam " atau rumah lonceng, karena dilantai 3
bagunan ini tergantung lonceng berukuran besar yang khusus didatangkan dari
Belanda. Genta ini setiap waktu dibunyikan oleh seorang petugas, sehingga semua
warga mengetahui waktu saat itu. Sekarang tidak lagi terdengar suara lonceng,
Setelah itu keluarga Sultan Kaharuddin III pindah ke Bala Kuning, ini adalah
sebuah rumah besar ber-cat kuning didiami sultan Sumbawa hingga beliau wafat.
Populasi dan Sampel
Sutrisno hadi (statistik
jilid 2) menjelaskan Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk
diselidiki, Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit mempunyai satu sifat atau karakteristik yang sama. Istilah
penduduk tidak saja menunjuk pada sejumlah individu yang berwujud manusia akan
tetapi juga sejumlah binatang barang dagangan, batu dsb. Misalnya akan melakukan
penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini mempunyai populasi yang bias berupa
jumlah subyek atau orang dan karakteristik obyek atau oran. Pengertian pertama
memberi makna bahwa populasi merupakan sekumpulan orang atau subyek dan obyek
yang diamati. Pengertian kedua memberi petunjuk bahwa orang-orang disekolah X
mempunyai karakteristiknya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya,
kepemimpinannya, dan lain-lain ( Sugiyono; staatistika untuk penelitian)
Menurut
M.Nazir ( metode penelitian,2005) ada dua cara mengumpulkan populasi, yaitu:
a.
Sensus ( complete enumeration) digunakan jika semua anggota populasi
digunakan menjadi responden atau narasumber dengan kata lain anggota populasi
diselidiki satu persatu.
b.
Mengambil beberapa anggota populasi yang dijadikan sampel (sample survey
atau sample enumeration)
Sampel adalah
sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi,sampel harus
mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama baik sifat kodrat maupun
pengkhususan (sutrisno hadi, statistik jilid 2). Menurut J.Supranto (pengantar statistik
pendidikan, 2008)
ada dua cara pengambilan sampel, yaitu
a. Probability sample (acak
atau random) yaitu suatu sampel yang di
tarik sedemikian rupa, dimana suatu elemen (unsur) individu dari populasi tidak
didasarkan pada pertimbangan pribadi tetapi tergantung pada aplikasi
kemungkinan (probabilitas) atau dengan kata lain semua anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama menjadi sampel.
Cara nya dengan menggunakan lotere, undian, dan tabel angka acak.
b.
Nonprobability sample (nonrandom) adalah semua anggota tidak mempunyai kesempatan yang sama
menjadi sampel atau dalam pemilihan sampel sifatnya subyektif tergantung
peneliti.
Istilah
sampling tidak disaturagakan dengan istilah sampel. Sampling adalah cara
atau teknik yang digunakan untuk
mengambil sampel. Sebutan dari suatu sampel biasanya mengikuti teknik daripada
sampling yang digunakan. (Sutrisno hadi, statistik jilid 2)
Menurut
Sutrisno Hadi (statistik
jilid 2), Ada beberapa Macam
teknik pengambilan sampel (Sampling).
1.
Random
sampling, teknik mengambil individu untuk sampel dari populasi dengan cara
random. Disebut random jika kita tidak memilih individu2 yang ditugaskan untuk
mengisi sampel. Suatu sampel adalah sampel random jika tiap2 individu dalam
populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjdai anggota sampel.
Cara untu merandomisasi : cara undian, cara ordinal, randomisasi dari tabel
bilangan random.
2. Nonrandom sampling, Tidak semua individu
dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota
sampling. Nonrandom sampling dibagi
menjadi.
a. Stratified sampling. Digunakan jika
populasi terdiri dari golongan2 yang mempunyai susunan bertingkat. Jika
menghadapi populasi yang tidak homogen melainkan strata/bertingkat yang
menunjukan adanmnya lapisan bertingkat. Misal di sekolah jika tingkatan dalam
populasi diperhatikan maka mula2 yang harus dipastikan adalah berapa banyak
strata yang ada di dalam populasi itu, selanjutnya tiap2 strata harus diwakuli
dalam sampel penyelidikan dan subjek yang ditugaskan dalam tiap sampel dari
tiap stratum dapat diambil secara random.
b. Purposive sampling. Pemilihan sekelompok
subjek yang didasarkan pada ciri aytau sifat yang dipandang mempunyai sangkut
paut yang erat dengan ciri2 atau sifat2 populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Teknik ini digaunakan untuk mencapai tujuan2 tertentu sebagai
contoh misalnya penyelidikan yang dilakukan dalam lapangan ekonomi dalam mna hanya diambil 2/3 daerah kunci untuk
menentukan keadaan ekonomi pada suatu waktu atau penyeleidikan yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dengan interview terhadap hanya satu atau dua lapisan
masy mengenai kesukaan mereka meminum salah satu merk kopi dari perusahaan.
c. Kuota sampling. Jumlah subjek yang akan
diselidiki ditetapkan terlebih dahulu selanjutnya penyelidikan segera
dilaksnakan jika kuotum telah dipastikan. Siapa2 yang akan diinterview atau
diberi angket sama sekali diserahkan kepada tim yang ditugaskan untuk itu..
d. Insidental sampling. Dalam teknik
sampling ini yang dijadikan anggota
sampel adalah apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai ditempat2 tertentu.
Anggota populasi yang kebetulan tidak dijumpai sama sekali tidak diperhatikan
dan tidak perhitungkan dalam penugasan subjek dalam sampel.
e. Proportional sampling.bilamana dalam
sampling proporsi atau perimbanagn unsur2 atau kategori2 dalam populasi
diperhatikan dan diwakili dalam sampel. Untuk dapat memenuhi prinsip
proportional harus diketahui lebih dahulu macamnya unsur atau kategori dalam
populasi. Pengambilan golongan/kategori harus ada pengaruhnya terhadap gejala
yang diselidiki,jika tidak berarti mubazir.
f. Area sampling. Dalam area sampling suatu
daerah besar dibagi2 ke dalam daerah2 kecil dan daerah2 kecil ini pada
gilirannya dibagi2 lagi menjadi daerah2 yang lebih kecil lagi.misalnya suatu
kecmatan dijadikan populasi penyelidikan dengan area sampling dipilih beberapa
das yang mewakili seluruh kecamatan,jika diperlukan dari beberapa dersa yang
dipilih diadakan lagi pemilihan terhadap beberapa dukuh yang mewakili beberapa
desa.
g. Cluster sampling. Jika populasi terdiri
dari cluster2/rumpun2 misalnya populasi SMA terdiri dari SMA Negeri Swasta dan
bersubsidi, pemilihan sampel penyelidikan didasarkan atas cluster2 itu. Cluster
sampling tidak memilih individu2 melainkan cluster2 jadi kasimpulan dari
penyelidikan cluster sampling tidak berlaku bagi individu melainkan untuk
cluster 2.
h. Double
sampling/sampling kembar sangat baik untuk penelitian pendidikan yang
menggunakan angket yang dikirim menggunakan pos sebagai usaha penampungan bagi
mereka yg tdk mengembalikan daftar abgket. Mereka yg mengembalikan dimasukan
kedalam samper pertama, yang tidak mengembalikan dimasukan ke dalam sampel
kedua. Informasi yang diperluakan dalam sampel kedua karena tidak dapat diperoleh dg angket kemudian
dapat dicapai dengan jalan interview. Kedudukan dari sampel kedua dari sampel kedua
dengan dem,ikian adalah sebagai pelengkap sumber informasi.
i.
Combinate
sampling. Beberapa dari sampling2 diatas dapat dikombinasikan sehingga
dapat disebut sampling kombinasi.jika
stratified sampling memperhartikan proporsi dri tiap stratum samplingnya mejadi
proporsional stratified sampling
Sedangkan menurut sugiyono dalam statistika untuk
penelitian, membagi tekhnik sampling menjadi.
1. Probability sampling
tekhnik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk di pilih menjadi anggota sampel. Probability sampling
dibagi menjadi.
a.
Simple random sampling
Pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan jika anggota populasi
dianggap homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara
undian, memilih bilangan dari daftar acak,dsb.
b.
Proportionate stratified random sampling.
Tekhnik
ini diambil jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Contohnya pegawai dalam suatu instansi yang
mempunyai tingkat pendidikan sebagai berikut. S1=45, S2=30,
STM=800,ST=900,SMEA=400,SD=300 jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
tersebut harus seimbang.
c.
Disproportionate stratified random sampling.
Tekhnik
ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit tertentu mempunyai 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka
bagi otiga orang lulusan S3 dan 4 orang S2 diambil semuanya sebagai sampel,
karena dua kelompok ini terlalu kecil
jika dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d.
Cluster sampling (Area sampling)
Tekhnik
ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten.
Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data maka pengambikan
sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas ( Negara) sampai ke wilayah
yang terkecil (kabupaten) setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru
dipilih sampel secara acak. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui
dua tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
2.
Non Probability sampling
Teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini
meliputi :
a.
Sampling sistematis
Teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomer urut. Misalnya anggota poopulasi yang terdiri dari seratus orang dari
ssemua anggota itu diberi nomer urut yaitu 1-100 pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan mengambil nomer ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan
tertentu.
b.
Sampling kuota
Teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang memiliki populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh dalam
penelitian tentang pendapat masyarakat
terhadap pelayanan IMB, jumlah
sampel ditentukan 500 orang, jika pengumpulan belum memenuhi kuota 500 orang
maka penelitian dianggap belum selesai.
c.
Sampling incidental
Teknik
penentuan sampel berdasarkan kebutuhan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
atau incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagi sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.
d.
Sampling purposive
Teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan
penelitian tentang kualitas makanan maka sampel sumber datanya adalah orang
yang ahli makanan. Sampling ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e.
Sampling jenuh
Teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil kurang dari 30 orang atau
penelituan yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.
f.
Snowball Sampling
Teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudiam membesar dalam
penentuan sampel, dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang
ini berum merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari
orang lain yang dipandang lebihtahu dan dapat melengkapi data yang diberikan
oleh dua orang sebelumnya begitu seterusnya sehingga jumlah sampell lebih
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno. 2000. STATISTIKA JILID 2.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Nazir, M. 2005. Metode penelitian, Bogor
Selatan: Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2012.
STATISTIKA UNTUK PENELITIAN. Bandung: Alfabetha
Supranto, J. 2008. STATISTIK teori dan aplikasi.
Jakarta: Raja Grafindo persada
Langganan:
Postingan (Atom)